NASIONAL

Pemenuhan Dokter Spesialis Sulit Dilakukan

""Apa setiap bulan bisa merekrut dokter spesialis untuk 420 rumah sakit pendidikan?" "

Heru Haetami

Dokter Spesialis
Presiden Jokowi saat meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan di RSAB Harapan Kita, Jakarta, Senin (06/05/24). (Antara/Hafidz M.)

KBR, Jakarta- Pakar Kesehatan dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Masdalina Pane menilai, pemerintah akan lama mengejar pemenuhan kekurangan dokter spesialis.

Pasalnya, pada perekrutan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) berbasis rumah sakit atau hospital based, hanya diikuti puluhan dokter saja. Sementara, target yang dibutuhkan 30.000 dokter spesialis.

"Kalau ini memang sesuatu dianggap baik, secara evidence dia baik, mengapa hanya 38 untuk mengejar ribuan, 30.000 dokter spesialis ya tidak bisa dipenuhi hanya dengan 38 per periode ini. Saya tidak tahu apa setiap bulan bisa merekrut dokter spesialis untuk 420 rumah sakit pendidikan?" Kata Masdelina kepada KBR, Senin (6/5/2024).

Masdalena juga menekankan agar pemerintah tidak hanya berfokus pada capaian kuantitas saja. Kata dia, kelengkapan fasilitas di rumah sakit daerah-daerah juga perlu diperhatikan untuk menjamin kerja para dokter spesialis itu.

"Hampir sama seperti tentara, dokter spesialis itu juga kalau bekerja harus dilengkapi dengan senjata gitu ya. Kalau dia ditempatkan di daerah yang kemudian tidak ada peralatan yang bisa digunakan, apa bedanya dia dengan dokter umum. Karena itu persoalannya bukan sekadar jumlah dan distribusi, tetapi standar layanan kesehatan juga harus merata. Supaya mereka ada pekerjaannya di daerah yang akan ditempatkan," katanya.

Selain itu, kesejahteraan para dokter yang nantinya bertugas di daerah mesti dijamin. Kata dia, jangan sampai keberadaan dokter spesialis nantinya justru menjadi beban rumah sakit.

"Karena rumah sakit juga harus memberikan gaji untuk para spesialis. Ini walaupun gajinya mungkin akan dikeluarkan dari APBN, dianggap sebagai tenaga kontrak, atau mungkin kalau dia tidak PNS itu tenaga PPPK," ujar Masdalina.

Baca juga:

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan resmi meluncurkan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) berbasis rumah sakit.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkap Indonesia dihadapkan kurangnya dokter spesialis hingga 29.000. Sementara selama ini, per tahun hanya mampu tercetak 2.700 dokter spesialis.

Menkes mengeklaim, lewat program pendidikan dokter spesialis (PPDS) hospital based, kekurangan tenaga dokter spesialis dapat diatasi.

"Salah satu penyebab kurang memang produksi dokter spesialis kita 2700 per tahun. Kebutuhan kita 29.000-30.000. Jadi butuh waktu 10 tahun lebih dan itu terjadi terus setiap tahun. Sebagai komparasi Inggris yang penduduknya 50 juta seperenam dari Indonesia, produksi dokter spesialisnya 12.000 per tahun. Hampir lima kali lipat dari produksi di Indonesia. Nah sesudah kami lihat memang karena sistemnya berbeda. Itu sebabnya pada kali ini kita membuka pendidikan berbasis rumah sakit dan kolegium, karena memang ini yang dilakukan standar di seluruh dunia," kata Budi saat peluncuran pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta Barat, Senin, (6/5/2024).

Editor: Rony Sitanggang

  • Calon Dokter Spesialis
  • Dokter
  • kesehatan
  • Kemenkes

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!