NASIONAL

Deradikalisasi, BNPT: Napiter Terkendala Bosan

""Eksternal ini belum semuanya pihak-pihak mendukung secara penuh, karena memang usahanya juga belum kuat modalnya," "

Muthia Kusuma

Densus tangkap 9 terduga teroris di Jateng
Ilustrasi: Tiga Napiter tiba di Lapas Kelas IIA Kediri, Rabu 6/12/2023 (KBR/ Muji Lestari).

KBR, Jakarta- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkap kendala dalam upaya deradikalisasi bekas narapidana terorisme atau napiter. Sekretaris Utama BNPT, Bangbang Surono mengatakan, dua hambatan itu meliputi faktor eksternal maupun internal yang menyulitkan napiter untuk berwirausaha saat kembali ke masyarakat.

"Kendalanya ada dua faktor, ada dari internal yang bersangkutan sendiri. Meskipun sudah kita latih, kemudian juga ada faktor kebosanan juga. Akhirnya kita kembali latih lagi yang bersangkutan. Kemudian juga dari faktor yang eksternal. Eksternal ini belum semuanya pihak-pihak mendukung secara penuh, karena memang usahanya juga belum kuat modalnya," ucap Bangbang dipantau dari laman YouTube Kominfo, Kamis, (4/1/2023).

Sekretaris Utama BNPT, Bangbang Surono berkomitmen untuk terus memberantas terorisme melalui upaya reedukasi (pendidikan ulang) bekas napiter.

Baca juga:

- Perempuan, Remaja, dan Anak Rentan Jadi Sasaran Proses Radikalisasi

- Densus Tangkap 9 Terduga Teroris di Jateng

Sekretaris Utama BNPT, Bangbang Surono mengatakan lembaganya akan menggandeng Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, BUMN dan lembaga lainnya untuk mendukung usaha eks-napiter. Semisal dengan pengembangan kapasitas SDM melalui pelatihan vokasi dan peningkatan kapasitas usaha dengan sosialisasi sertifikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) maupun Standar Nasional Indonesia (SNI).

Editor: Rony Sitanggang

  • terorisme
  • BNPT
  • deradikalisasi
  • napiter

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!