NASIONAL

Bawang Merah Melambung, Zulhas: Tidak Boleh Impor

""Kalau ada masuk bawang merah dari luar kita sikat,""

Shafira Aurel

Harga bawang merah melambung
Harga melambung, pedagang bawang merah di Pusat Pasar, Medan, Sumut, Rabu (24/04/24).(Antara/Fransisco Carolio)

KBR, Jakarta- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegas tidak akan melakukan impor bawang merah meskipun harganya tengah terkerek naik. Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut baik dalam keadaan harga normal ataupun naik,  tidak akan melakukan import.

"Bawang merah tidak ada, tidak ada impor, tidak boleh. Jadi tidak ada impor bawang merah jelas ya tidak ada. Naik, nggak naik, bawang merah kita bisa tanam tidak ada impor. Kalau ada masuk bawang merah dari luar kita sikat," ujar Zulhas kepada wartawan dalam halalbihalal Kemendag, Kamis (25/4/2024).

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menegaskan Indonesia tidak perlu melakukan impor sebab dapat memproduksi secara mandiri di dalam negeri.

Pria yang akrab disapa Zulhas itu mengatakan jika ada importasi bawang merah yang masuk ke RI, maka    tidak segan untuk menindak tegas.

"Kalau ada masuk bawang merah dari luar, kita sikat udah gitu aja," tegas Zulhas.


Baca juga: 

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan berdalih kenaikan harga beberapa waktu lalu, dikarenakan bencana banjir yang mengakibatkan gagal panen di sentra produksi di Jawa Tengah.

Meski begitu, Ia menjamin saat banjir surut dan petani bisa kembali berproduksi maka harga akan kembali normal.

Sebelumnya, Harga bawang merah naik hingga 54 ribu rupiah per kilogram. Sebelumnya, rata-rata harga bawang merah di angka 33 ribuan per kilogram.

Harga bawang merah tertinggi terdapat di Papua Tengah  mencapai Rp86.667 per kilogram


Editor: Rony Sitanggang

  • Bapanas
  • bawang merah
  • Mendag
  • Zulkifli Hasan
  • impor

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!