BERITA

Jokowi: Bendungan Tapin Kendalikan Banjir dan Perkuat Ketahanan Pangan

""Memiliki kapasitas 56,7 juta meter kubik air yang perannya sangat penting dalam pengendalian banjir karena area genangannya mencapai 425 hektare, juga perkuat ketahanan pangan""

Resky Novianto

Jokowi: Bendungan Tapin Kendalikan Banjir dan Perkuat Ketahanan Pangan
Presiden Joko Widodo saat meresmikan Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan. (Foto: Twitter.com/@jokowi)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Tapin di Desa Pipitak Jaya, Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.

Saat meresmikan Bendungan Tapin yang disiarkan dari kanal YouTube Setpres RI, Jokowi mengatakan bendungan ini nantinya berfungsi untuk mengirigasi sawah, menghasilkan listrik, hingga mengendalikan banjir.

"Memiliki kapasitas 56,7 juta meter kubik air yang perannya sangat penting dalam pengendalian banjir karena area genangannya mencapai 425 hektare, juga perkuat ketahanan pangan karena bisa sediakan irigasi untuk 5.472 hektare," katanya.

Presiden menyebut, Bendungan Tapin juga dapat menyediakan air baku sebanyak 0,5 meter kubik per detik dan juga menghasilkan tenaga listrik 3,3 MegaWatt (MW).

"Bendungan Tapin juga mampu mengurangi banjir," kata Jokowi.

Ia menjelaskan, Bendungan Tapin dibangun sejak 2015, dan selesai di 2021. Pembangunan bendungan menghabiskan anggaran Rp986 miliar.

Selain itu, Bendungan Tapin juga dapat difungsikan sebagai objek pariwisata. Keindahan alam di sekitar waduk, lanjutnya, bisa digunakan untuk menggaet wisatawan.

"Iya, saya lupa tadi, ini fungsi setelah melihat keindahan di sekitar waduk ini, benar. Ini bisa jadi objek pariwisata bukan hanya di Kabupaten Tapin tapi di Provinsi Kalsel," pungkas Joko Widodo.

Editor: Kurniati Syahdan

  • Jokowi
  • Bendungan Tapin
  • kalsel
  • irigasi
  • ketahanan pangan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!