Article Image

ARTIKEL PODCAST

Cerita Dokter Noriyu Bertahan saat Gagal Nyaleg sampai Berhasil Bangkit!

"Gak Cuma Siap Berhasil, Tapi Perlu Siap Gagal?"

KBR, Jakarta- Pada Pemilu ini, sebanyak 9.917 orang memperebutkan 580 kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Itu artinya, tak sedikit dari mereka yang bakal gagal menjadi anggota legislatif.

Beberapa fasilitas kesehatan masyarakat pun menyiapkan layanan kesehatan mental buat mereka yang gagal menjadi anggota legislatif. Bisa dikatakan kesehatan mental kian jadi perhatian bersama.

Di saat seperti ini, Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ selaku dokter spesialis kesehatan jiwa dan Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi, Bogor memastikan fasilitas kesehatan mental yang dipimpinnya siap melayani masyarakat kapanpun, meski bukan masa pemilu sekalipun.

"Iya mungkin uang jor-joran ya kan. Kemudian biaya dia kalau di luar kota, berarti kan pesawat, mobil, hotel, atau dia beli rumah, atau dia kontrak rumah. Saya dalam posisi Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional, saya bilang, jadi ada tidak ada proses pemilu kita harus selalu ready dong dengan layanan yang lengkap. Jadi di kita ya terserah kalau nanti mau diperuntukkan untuk caleg, tim sukses, atau keluarga, atau KPPS, atau siapa saja yang mengalami stress. Saya bilang kalau duitnya sudah habis buat kampanye kita ada BPJS. Terus kalau masih banyak duit, kita punya yang private, yang VIP Monggo. Silakan tergantung kondisi keuangannya saya bilang begitu," ujarnya dalam podcast Disko "Diskusi Psikologi".

"Oh ya jadi saya itu kan waktu ingin menjadi anggota DPR pada tahun 2009, itu sih murni ingin memperjuangkan undang-undang. Jadi sebenarnya, saya misinya tuh jelas banget. Sehingga akhirnya saya malah diajak bergabung ke sebuah partai politik begitu ya. Nah ya sudah akhirnya saya bergabung. Saya ingin memperjuangkan Undang-Undang Kesehatan Jiwa, nanti kan bisa lewat masuk komisi 9 katanya. Jadi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, luar negeri. Tetapi tetap sih butuh konsentrasi tinggi juga untuk berkampanye. Karena kan mencakup warga negara Indonesia di luar negeri banyak sekali saya harus merespon," cerita dokter Noriyu ketika nyaleg.

Dari pengalaman pertama dokter Noriyu nyaleg diatas. dokter Noriyu pun mencoba peruntungannya lagi di tahun 2014. Dia maju dari daerah pemilihan Jawa Timur VI, meliputi Kabupaten Tulungagung, Kota Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Blitar

"Saya yang memutuskan untuk pindah daerah pemilihan saya, bayangin dari DKI 2 pindah ke Jawa Timur 6. Di daerah pemilihan yang sama sekali baru, bahasanya beda ya. Walaupun mereka bisa Bahasa Indonesia kan konstituannya, tetapi saya tidak bisa bahasa Jawa," ungkap Noriyu.

Usahanya menjadi calon legislatif di dapil Jawa Timur 6 ini mengantar Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ kepada kegagalan. Tapi bukannya larut menelan pil pahit kegagalan. Noriyu malah bangkit dan melebarkan sayapnya.

Baca Juga:

- STOP HALU, INI NIH CARA TETAPIN KRITERIA PASANGAN

CEKCOK SAMA PASANGAN, GAK BAHAYA TAH?

"Kalau yang itu saya nggak Saya tidak tahu how to deal with that. Itu jadi apa ya itu itu saya rasa unforgettable sih di dalam kehidupan saya gagal itu. Setelah saya kalah, pada orang kan biasanya kalau udah kalah males-males muncul. Saya berusaha mengingatkan diri saya. Tujuan saya maju menjadi anggota DPR itu kan mau menggolkan Undang-Undang Kesehatan Jiwa. Jadi saya udah kalah ya udah, tapi ada satu pekerjaan yang belum kelar," tutur Noriyu.

Lanjutnya, " Udah saya pergi, udah selesai. Saya hanya menulis satu buku waktu itu judulnya "A ROOKIE & The Passage of The Mental Health Law". Buku tentang memperjuangkan dari awal sampai akhir itu ya. Udah jadi terakhir saya dengan parlemen adalah menuliskan buku itu ya."

Nah gimana cerita lengkap dari Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ kala gagal nyaleg? Gimana juga mengatasi kegagalan?

Yuk simak podcast Disko (Diskusi Psikologi) di link berikut: